Meneliti tentang Isra’ Mi’raj
a. Perjalanan Fisik atau non fisik
Perjalanan Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan yang sangat ajaib sehingga ada beberapa orang yang menganggap perjalanan itu merupakan perjalanan dengan ruh saja. Bahkan ada yang menganggap hal itu hanya merupakan mimpi saja. Keyakinan ini didasarkan pada hadis berikut: Ibn Ishak berkata bahwa Ya'kub bin Utbah bin al-Mughirah bin al-Akhnas berkata kepadaku jika Muawiyah bin Abu Sufyan ditanya tentang peristiwa isra' Rasulullah s.a.w maka ia berkata: "sungguh mimpi-mimpi dari Allah adalah benar" (Ibn Hisham, 2002, hlm.361). Ini adalah salah satu contoh pandangan awal dalam sejarah Islam bahwa peristiwa ini mengikut satu pandangan berlaku tidak secara jasad tetapi secara roh saja.
Kalau kita teliti mengenai hadis tersebut, pernyataan Nabi Muhammad kemungkinan adalah merupakan sindiran terhadap orang-orang yang percaya bahwa Nabi melakukan Isra’ Mi’raj dalam mimpi saja. Nabi bersabda: “sungguh mimpi-mimpi dari Allah adalah benar”. Pernyataan ini bukan berarti bahwa Nabi Muhammad melakukan perjalanan itu dalam mimpi tetapi menegaskan bahwa walaupun itu benar hanya mimpi tapi mimpi dari Allah adalah nyata dan pastinya benar-benar terjadi.
Nabi Muhammad juga tidak pernah menyatakan bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan mimpi saja atau hanya perjalanan ruh saja. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa perjalanan Isra’ Mi’raj tersebut merupakan perjalanan fisik. Bukti pertama adalah peristiwa pembedahan yang dilakukan malaikat terhadap diri Nabi Muhammad. Pembedahan itu merupakan persiapan terhadap fisik Nabi Muhammad untuk melakukan perjalanan. Bukti lainnya yaitu adalah digunakannya buraq sebagai alat transportasi. Kalau hanya Ruh yang melakukan perjalanan tentu tidak membutuhkan hewan Buraq untuk melakukan perjalanan tersebut. Dan Buraq ini juga disebutkan diikat di tembok Buraq yang memang nyata adanya. Batu pijakkan mi’raj juga benar-benar ada dan kini dapat dilihat di dalam Mesjid Kubah batu. Bukti lainnya yaitu ketika dalam perjalanan pulang dari Isra Mi’raj Nabi menyatakan bahwa ia melihat rombongan kafilah yang membawa unta. Bukti fisik itu didapati ketika ternyata benar bahwa unta itu terkejut ketika melihat buraq. Dan bukti fisik lainnya yaitu ketika didapati bahwa air minum para kafilah itu berkurang karena ternyata Nabi Muhammad telah meminumnya. Karena itu sebagai seorang yang beriman maka kita harus percaya bahwa peristiwa Isra’ mi’raj ini adalah benar-benar terjadi dengan fisik dan bukan sekedar ruh saja.
b. Langit yang berlapis-lapis
Lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak dikenal dalam astronomi karena pengetahuan manusia tentang langit memang sangatlah terbatas. Kiranya ada dua Firman-Nya tentang tujuh lapisan langit, yang sekaligus menyinggung pemahaman penafsiran "lapisan langit pertama" (langit terendah). Kita teliti ayat kelima dalam QS. Al-Mulk ayat 5 yang isinya: "Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang itu sebagai alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala".
Pernyataan Allah dengan "menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang" juga dinyatakan lagi dalam QS. Fushshilat ayat 12 : "Lalu Dia menjadikan tujuh langit dalam dua hari, dan kepada tiap-tiap langit itu diwahyukan tugas-tugas mereka. Kami hiasi langit terendah dengan bintang-bintang gemerlapan dan Kami pelihara dengan baik. Demikian ketetapan Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahui". Allah menginformasikan di dalam Al Qur'an bahwa langit itu ada tujuh tingkat. Langit yang pertama adalah langit yang dihuni oleh manusia dan makhluk-makhluk seperti binatang, tumbuhan dan benda-benda mati, yang terdapat di planet Bumi. Ditambah lagi, segala benda langit yang mengisinya. Itu semua adalah makhluk di langit pertama. Langit pertama itu di dalam istilah agama disebut sebagai 'Langit Dunia'.
Allah telah memberikan gambaran yang menarik di dalam Al Qur'an, tentang langit Dunia itu: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fushshilat (41): 12) Artinya, seluruh ruang angkasa yang berisi triliunan bintang, matahari, galaksi, nebula, meteor, dan segala benda langit termasuk Bumi itu, oleh Allah disebut sebagai langit Dunia. Kata 'Dunia' memiliki arti 'dekat'. Jadi, maknanya menjadi langit yang dekat.
Tiap langit itu dijaga oleh malaikat supaya jangan ada setan-setan yang bisa naik ke atas atau ada jin yang mencoba mendengarkan rahasia-rahasia langit. Pengetahuan manusia sampai saat ini hanya terbatas pada langit yang dunia saja sedangkan mengenai langit yang lainnya kita belum mengetahuinya dengan jelas.
b. Pintu langit
Bila kita membaca kisah perjalanan Nabi Muhammad ke langit maka kita akan penasaran dengan penyebutan istilah pintu langit yang merupakan pintu untuk menuju ke lapisan langit berikutnya. Pertanyaan kita apakah yang disebut pintu langit itu?... Apakah langit itu berpintu jika ada dimanakah pintu itu berada?...
Apakah di luar angkasa itu terdapat sebuah obyek yang disebut pintu langit. Mungkin ini adalah sebuah keanehan bagi kita tetapi ilmu manusia memang belum menemukan apa itu pintu langit. Tetapi walau kita tidak pernah tahu pintu langit itu seperti apa tapi kita tahu bahwa banyak obyek di luar angkasa yang sangat ganjil dan aneh yang belum diketahui rahasianya. Salah satunya adalah lubang hitam. Apakah lubang hitam ini merupakan pintu langit?.... Walaupun mungkin bukan tapi tidak ada salahnya kalau kita sedikit mengetahui tentang lubang hitam ini.
Istilah lubang hitam pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Lubang hitam ini dapat menarik benda-benda di sekitarnya termasuk cahaya tetapi cahaya itu tidak tembus ke baliknya. Seolah-olah langit ini berlubang. Penelitian menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti. Ada kemungkinan bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam. Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan.
Mungkin perkiraan bahwa lubang hitam adalah pintu langit adalah terlalu berlebihan tapi bisa menjadi salah satu bahan pemikiran bagi kita bahwa ada banyak keajaiban di semesta ini seperti halnya lubang hitam sehingga baik itu pintu langit, lapisan langit dan perjalanan Isra’ mi’raj adalah merupakan salah satu keajaiban yang memang benar-benar ada. Hal ini tentunya dapat menambah keimanan kita bahwa apa yang diceritakan oleh rasulullah sebenarnya adalah nyata hanya saja ilmu kita belum sampai ke sana.
c. Perintah Sholat
Sebenarnya ibadah shalat telah ada sebelum perintah shalat diwajibkan setelah peristiwa Isra’ Mi’raj. Shalat juga dilakukan oleh nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad.
Tentang shalat. Shalat dalam bentuk seperti yang kita laksanakan selama ini disyariatkan setelah Nabi Muhammad SAW ber-Isra' Mi'raj. Tetapi sebelum peristiwa itu, Nabi Muhamamad SAW pun melakukan shalat, namun tidak dengan bentuk sebagaimana seperti yang kita lakukan sekarang ini. Sholat adalah syariat dari masa ke masa, namun antara Nabi yang satu dengan yang lain ada perbedaan bentuk dan cara. Dan dari hasil Isra Mi'raj itulah, sholat dalam 5 waktu diwajibkan atas kita.
Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, telah diperintahkan untuk melakukan shalat. "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail:"Bersihkanlah rumah-ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku', dan yang sujud". (QS. 2:125) Nabi Ibrahim AS berdoa, supaya Allah SWT menjadikan anak-anak keturunan Ibrahim AS sebagai orang yang selalu melakukan shalat, "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankan do'aku. (QS. 14:40).
Pada kisah lain, tentang Nabi Zakariya AS, disebutkan ;"Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya):"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh". (QS. 3:39). Kepada Nabi Musa AS, Allah SWT berfirman "Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya:"Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman". (QS. 10:87) Pada zaman Bani Israel pun, Allah SWT telah memerintahkan Bani Israel untuk melakukan shalat. Lihat, misalnya, Al-Baqarah ayat 83, "Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):"Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling". (QS. 2:83). Tentang Bani Israel lagi "Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka orang pemimpin dan Allah berfirman :"Sesungguhnya Aku beserta kamu, seseungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menunaikan zakat seta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjamkan yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Ku-masukkan kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir diantaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus" (QS. 5:12)
Dari berbagai ayat di atas, perlu kita ketahui bahwa ibadah shalat memang sudah ada sejak dulu. Hanya, tata caranya saja yang [mungkin] berbeda. Suatu hari, dalam kisah masuk Islamnya sayyidina Ali RA, Ali melihat Nabi SAW shalat bersama Sayyidah Khadijah RA. Saat itu pertama kali Ali RA tahu adanya agama baru, Islam. Masih banyak kisah-kisah yang menampakkan Nabi SAW melakukan shalat sebelum Isra' dan Mi'raj.
Berikut diterangkan asal-usul bagaimana setiap sholat mulai dikerjakan.
Subuh:
Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. yaitu ketika baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi Adam a.s. pun bersembahyang dua rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur karena baginda terlepas dari kegelapan malam.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena siang telah menjelma.
Zohor:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. yaitu tatkala Allah SWT telah memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s.. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur bagi penebusan.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena dibukakan dukacitanya dan juga anaknya.
Rakaat ketiga: Tanda bersyukur dan memohon akan keridhaan Allah SWT.
Rakaat keempat: Tanda bersyukur karena korbannya digantikan dengan tebusan kibas.
Ashar:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4 kegelapan iaitu:
Rakaat pertama: Kelam dengan kesalahan.
Rakaat kedua: Kelam dengan air laut.
Rakaat ketiga: Kelam dengan malam.
Rakaat keempat: Kelam dengan perut ikan Nun.
Maghrib:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. yaitu ketika beliau dikeluarkan oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahyang tiga rakaat karena diselamatkan dari kejahilan tersebut yaitu:
Rakaat pertama: Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
Rakaat kedua: Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti Mariam yang telah dituduh melakukan perbuatan sumbang.
Rakaat ketiga: Untuk meyakinkan kaumnya bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Allah SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.
Isya:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Isya ialah Nabi Musa a.s.. Pada ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.
Rakaat pertama: Tanda dukacita terhadap isterinya.
Rakaat kedua: Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
Rakaat ketiga: Tanda dukacita terhadap Firaun.
Rakaat keempat: Tanda dukacita terhadap anak Firaun
Pada Isra' Mi'raj, Allah memberikan perintah sholat wajib. Dan sholat Subuh adalah sholat yang pertama kali diperintahkan. Karena peristiwa Isra' Mi'raj sendiri terjadi pada saat malam hari. Subuhnya Rasulullah sudah tiba kembali di tempat semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena sholat Subuh adalah sholat yang sulit untuk dilaksanakan, di mana pada saat itu banyak manusia yang masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya sholat wajib 5 waktu ini, Rasulullah melaksanakan sholat sebagaimana Nabi Ibrahim.
Perjalanan Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan yang sangat ajaib sehingga ada beberapa orang yang menganggap perjalanan itu merupakan perjalanan dengan ruh saja. Bahkan ada yang menganggap hal itu hanya merupakan mimpi saja. Keyakinan ini didasarkan pada hadis berikut: Ibn Ishak berkata bahwa Ya'kub bin Utbah bin al-Mughirah bin al-Akhnas berkata kepadaku jika Muawiyah bin Abu Sufyan ditanya tentang peristiwa isra' Rasulullah s.a.w maka ia berkata: "sungguh mimpi-mimpi dari Allah adalah benar" (Ibn Hisham, 2002, hlm.361). Ini adalah salah satu contoh pandangan awal dalam sejarah Islam bahwa peristiwa ini mengikut satu pandangan berlaku tidak secara jasad tetapi secara roh saja.
Kalau kita teliti mengenai hadis tersebut, pernyataan Nabi Muhammad kemungkinan adalah merupakan sindiran terhadap orang-orang yang percaya bahwa Nabi melakukan Isra’ Mi’raj dalam mimpi saja. Nabi bersabda: “sungguh mimpi-mimpi dari Allah adalah benar”. Pernyataan ini bukan berarti bahwa Nabi Muhammad melakukan perjalanan itu dalam mimpi tetapi menegaskan bahwa walaupun itu benar hanya mimpi tapi mimpi dari Allah adalah nyata dan pastinya benar-benar terjadi.
Nabi Muhammad juga tidak pernah menyatakan bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan mimpi saja atau hanya perjalanan ruh saja. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa perjalanan Isra’ Mi’raj tersebut merupakan perjalanan fisik. Bukti pertama adalah peristiwa pembedahan yang dilakukan malaikat terhadap diri Nabi Muhammad. Pembedahan itu merupakan persiapan terhadap fisik Nabi Muhammad untuk melakukan perjalanan. Bukti lainnya yaitu adalah digunakannya buraq sebagai alat transportasi. Kalau hanya Ruh yang melakukan perjalanan tentu tidak membutuhkan hewan Buraq untuk melakukan perjalanan tersebut. Dan Buraq ini juga disebutkan diikat di tembok Buraq yang memang nyata adanya. Batu pijakkan mi’raj juga benar-benar ada dan kini dapat dilihat di dalam Mesjid Kubah batu. Bukti lainnya yaitu ketika dalam perjalanan pulang dari Isra Mi’raj Nabi menyatakan bahwa ia melihat rombongan kafilah yang membawa unta. Bukti fisik itu didapati ketika ternyata benar bahwa unta itu terkejut ketika melihat buraq. Dan bukti fisik lainnya yaitu ketika didapati bahwa air minum para kafilah itu berkurang karena ternyata Nabi Muhammad telah meminumnya. Karena itu sebagai seorang yang beriman maka kita harus percaya bahwa peristiwa Isra’ mi’raj ini adalah benar-benar terjadi dengan fisik dan bukan sekedar ruh saja.
b. Langit yang berlapis-lapis
Lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak dikenal dalam astronomi karena pengetahuan manusia tentang langit memang sangatlah terbatas. Kiranya ada dua Firman-Nya tentang tujuh lapisan langit, yang sekaligus menyinggung pemahaman penafsiran "lapisan langit pertama" (langit terendah). Kita teliti ayat kelima dalam QS. Al-Mulk ayat 5 yang isinya: "Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang itu sebagai alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala".
Pernyataan Allah dengan "menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang" juga dinyatakan lagi dalam QS. Fushshilat ayat 12 : "Lalu Dia menjadikan tujuh langit dalam dua hari, dan kepada tiap-tiap langit itu diwahyukan tugas-tugas mereka. Kami hiasi langit terendah dengan bintang-bintang gemerlapan dan Kami pelihara dengan baik. Demikian ketetapan Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahui". Allah menginformasikan di dalam Al Qur'an bahwa langit itu ada tujuh tingkat. Langit yang pertama adalah langit yang dihuni oleh manusia dan makhluk-makhluk seperti binatang, tumbuhan dan benda-benda mati, yang terdapat di planet Bumi. Ditambah lagi, segala benda langit yang mengisinya. Itu semua adalah makhluk di langit pertama. Langit pertama itu di dalam istilah agama disebut sebagai 'Langit Dunia'.
Allah telah memberikan gambaran yang menarik di dalam Al Qur'an, tentang langit Dunia itu: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fushshilat (41): 12) Artinya, seluruh ruang angkasa yang berisi triliunan bintang, matahari, galaksi, nebula, meteor, dan segala benda langit termasuk Bumi itu, oleh Allah disebut sebagai langit Dunia. Kata 'Dunia' memiliki arti 'dekat'. Jadi, maknanya menjadi langit yang dekat.
Tiap langit itu dijaga oleh malaikat supaya jangan ada setan-setan yang bisa naik ke atas atau ada jin yang mencoba mendengarkan rahasia-rahasia langit. Pengetahuan manusia sampai saat ini hanya terbatas pada langit yang dunia saja sedangkan mengenai langit yang lainnya kita belum mengetahuinya dengan jelas.
b. Pintu langit
Bila kita membaca kisah perjalanan Nabi Muhammad ke langit maka kita akan penasaran dengan penyebutan istilah pintu langit yang merupakan pintu untuk menuju ke lapisan langit berikutnya. Pertanyaan kita apakah yang disebut pintu langit itu?... Apakah langit itu berpintu jika ada dimanakah pintu itu berada?...
Apakah di luar angkasa itu terdapat sebuah obyek yang disebut pintu langit. Mungkin ini adalah sebuah keanehan bagi kita tetapi ilmu manusia memang belum menemukan apa itu pintu langit. Tetapi walau kita tidak pernah tahu pintu langit itu seperti apa tapi kita tahu bahwa banyak obyek di luar angkasa yang sangat ganjil dan aneh yang belum diketahui rahasianya. Salah satunya adalah lubang hitam. Apakah lubang hitam ini merupakan pintu langit?.... Walaupun mungkin bukan tapi tidak ada salahnya kalau kita sedikit mengetahui tentang lubang hitam ini.
Istilah lubang hitam pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Lubang hitam ini dapat menarik benda-benda di sekitarnya termasuk cahaya tetapi cahaya itu tidak tembus ke baliknya. Seolah-olah langit ini berlubang. Penelitian menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti. Ada kemungkinan bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam. Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan.
Mungkin perkiraan bahwa lubang hitam adalah pintu langit adalah terlalu berlebihan tapi bisa menjadi salah satu bahan pemikiran bagi kita bahwa ada banyak keajaiban di semesta ini seperti halnya lubang hitam sehingga baik itu pintu langit, lapisan langit dan perjalanan Isra’ mi’raj adalah merupakan salah satu keajaiban yang memang benar-benar ada. Hal ini tentunya dapat menambah keimanan kita bahwa apa yang diceritakan oleh rasulullah sebenarnya adalah nyata hanya saja ilmu kita belum sampai ke sana.
c. Perintah Sholat
Sebenarnya ibadah shalat telah ada sebelum perintah shalat diwajibkan setelah peristiwa Isra’ Mi’raj. Shalat juga dilakukan oleh nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad.
Tentang shalat. Shalat dalam bentuk seperti yang kita laksanakan selama ini disyariatkan setelah Nabi Muhammad SAW ber-Isra' Mi'raj. Tetapi sebelum peristiwa itu, Nabi Muhamamad SAW pun melakukan shalat, namun tidak dengan bentuk sebagaimana seperti yang kita lakukan sekarang ini. Sholat adalah syariat dari masa ke masa, namun antara Nabi yang satu dengan yang lain ada perbedaan bentuk dan cara. Dan dari hasil Isra Mi'raj itulah, sholat dalam 5 waktu diwajibkan atas kita.
Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, telah diperintahkan untuk melakukan shalat. "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail:"Bersihkanlah rumah-ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku', dan yang sujud". (QS. 2:125) Nabi Ibrahim AS berdoa, supaya Allah SWT menjadikan anak-anak keturunan Ibrahim AS sebagai orang yang selalu melakukan shalat, "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankan do'aku. (QS. 14:40).
Pada kisah lain, tentang Nabi Zakariya AS, disebutkan ;"Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya):"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh". (QS. 3:39). Kepada Nabi Musa AS, Allah SWT berfirman "Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya:"Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman". (QS. 10:87) Pada zaman Bani Israel pun, Allah SWT telah memerintahkan Bani Israel untuk melakukan shalat. Lihat, misalnya, Al-Baqarah ayat 83, "Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):"Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling". (QS. 2:83). Tentang Bani Israel lagi "Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka orang pemimpin dan Allah berfirman :"Sesungguhnya Aku beserta kamu, seseungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menunaikan zakat seta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjamkan yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Ku-masukkan kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir diantaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus" (QS. 5:12)
Dari berbagai ayat di atas, perlu kita ketahui bahwa ibadah shalat memang sudah ada sejak dulu. Hanya, tata caranya saja yang [mungkin] berbeda. Suatu hari, dalam kisah masuk Islamnya sayyidina Ali RA, Ali melihat Nabi SAW shalat bersama Sayyidah Khadijah RA. Saat itu pertama kali Ali RA tahu adanya agama baru, Islam. Masih banyak kisah-kisah yang menampakkan Nabi SAW melakukan shalat sebelum Isra' dan Mi'raj.
Berikut diterangkan asal-usul bagaimana setiap sholat mulai dikerjakan.
Subuh:
Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. yaitu ketika baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi Adam a.s. pun bersembahyang dua rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur karena baginda terlepas dari kegelapan malam.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena siang telah menjelma.
Zohor:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. yaitu tatkala Allah SWT telah memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s.. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur bagi penebusan.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena dibukakan dukacitanya dan juga anaknya.
Rakaat ketiga: Tanda bersyukur dan memohon akan keridhaan Allah SWT.
Rakaat keempat: Tanda bersyukur karena korbannya digantikan dengan tebusan kibas.
Ashar:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4 kegelapan iaitu:
Rakaat pertama: Kelam dengan kesalahan.
Rakaat kedua: Kelam dengan air laut.
Rakaat ketiga: Kelam dengan malam.
Rakaat keempat: Kelam dengan perut ikan Nun.
Maghrib:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. yaitu ketika beliau dikeluarkan oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahyang tiga rakaat karena diselamatkan dari kejahilan tersebut yaitu:
Rakaat pertama: Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
Rakaat kedua: Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti Mariam yang telah dituduh melakukan perbuatan sumbang.
Rakaat ketiga: Untuk meyakinkan kaumnya bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Allah SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.
Isya:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Isya ialah Nabi Musa a.s.. Pada ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.
Rakaat pertama: Tanda dukacita terhadap isterinya.
Rakaat kedua: Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
Rakaat ketiga: Tanda dukacita terhadap Firaun.
Rakaat keempat: Tanda dukacita terhadap anak Firaun
Pada Isra' Mi'raj, Allah memberikan perintah sholat wajib. Dan sholat Subuh adalah sholat yang pertama kali diperintahkan. Karena peristiwa Isra' Mi'raj sendiri terjadi pada saat malam hari. Subuhnya Rasulullah sudah tiba kembali di tempat semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena sholat Subuh adalah sholat yang sulit untuk dilaksanakan, di mana pada saat itu banyak manusia yang masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya sholat wajib 5 waktu ini, Rasulullah melaksanakan sholat sebagaimana Nabi Ibrahim.
<< Home